dewitani.net – Panduan Budidaya Semangka – Budidaya tanaman semangka di Indonesia, masih terbatas untuk memenuhi pasar dalam negeri saja. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan kita mampu bersaing di pasar Internasional. Faktor-fakor yang menjadi tolak ukur naik-turunya harga pasaran buah semangka di dalam negeri ialah banyaknya hasil buah yang dipanen pada saat bersamaan.
Ada beberapa daerah yang menjadi sentral penghasil semangka seperti : Lampung, Banyuwanig, Malang, Karawang, Indramayu, D.I Yogyakarta, Magelang dan Kulonproga. Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal bagi masing-masing daerah penghasil buah itu sendiri, buah hasil panen juga di kirim ke daerah lain yang memungkinkan.
Selain menyegarkan ternyata semangka juga mengandung gizi dan manfaat yang sangat banyak untuk tubuh. buah yang kandungan airnya sangat tinggi ini sangat cocok jika dikonsumsi pada cuaca yang panas.
Dalam 100 gram buah semangka mengandung gizi sebagai berikut : Energi (28 kalori), Protein (0,10 gram), Lemak (0,20 garam), Karbohidrat (7,20 gram), Kalsium (6 miligam), fasfor (7 miligram), Besi (0,20 miligram), Vitamin A (50,20 Si), Vitamin B1 (0,02 miligram), Vitamin B2 (0,03 miligram), Vitamin C (7 miligram), Niacin (0,20 gram), Serat (0,50 gram), Air (92,10 gram), Antioksidan dan Asam amino yang bermanfaat untuk tubuh.
Dalam Sebuah penelitian dalam Journal of Chromatography, bagian putih yang berada dekat dengan kulit semangaka mengandu lebih banyak citrulline dan asam amino. Asam amino sendiri dapat meningkatkan sirkulasi darah ke jantung, sehingga meningkatkan kesehatan jantung.
Selain itu, Semangka Juga bermanfaat untuk Mencegah Kanker, Meningkatkan kesehatan mata, Meningkatkan kesehatan jantung, Mengurangi nyeri otot, Mencegah asma, Meningkatkan pencernaan, Menurunkan peradangan, Menghidrasi tubuh, Meningkatkan kesehatan kulit dan rambut, Mengobati disfungsi ereksi dan lain-lain.
Syarat Tumbuh Tanaman Semangka
Syarat tumbuh dari tanam semangka yakni, curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam, suhu optimal untuk tanaman semangka yakni kurang lebih 25 derajat celcius. Semangka cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 meter diatas permukaan laut.
Kondisi tanah cukup gembur, mengandung banyak humus, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Idealnya tanaman semangka ditanam di tanah geluh berpasir, dengan keasaman tanah 6-6,7.
Tanaman semangka menghendaki tempat yang tidak ternaungi atau mendapat sinar matahari penuh. Tanaamn ini tidak tahan terhadap hujan yang terjadi terus-menerus. Tanaman ini menghendaki penyiraman 80% lebih (berada ditempat terbuka). Tujuannya agar matahari menyinari penuh tanaman semangka (tidak ada naungan).
Pedoman Budidaya Semangka
Menyiapkan Benih/Bibit
Pilihlah benih yang berasal dari biji yang berkualitas dan bermutu baik. Salah satunya yakni biji jenis hibrida impor.
Langkah Selanjutnya ialah mempersiapkan bibit atau benih semangka.
- Apabila bibit sudah dipilih, maka selanjutnya ialah melakukan perendaman bibit semangka menggunakan air hangat.
- Campurkan air hangat ini dengan hormon tumbuh, bakterisida dan fungisida.
- Lakukan perendaman selama kurang lebih 30 menit, setelah itu angkat dan tiriskan hingga kering.
- Bibit semangka sudah siap untuk disemai atau ditanam.
Menyemai Bibit Semangka
- Siapkan tanah dan pupuk kandang (pupuk dari unggas) dengan perbandingan 1 : 1. Aduk-aduk hingga tercampur merata.
- Masukkan media tanam ke dalam polybag pembibitan. Adapun ukuran polybagnya 12 cm x (0,2 – 0,3 )mm. Satu polybag ditanam satu hingga dua benih.
- Kemudian, masukkan benih ke dalam polybag.
- Siram media tanam dengan air secukupnya.
- Usahakan polybag diletakkan secara berderet supaya terkena sinar matahari penuh sepanjang hari. Berikan perlindungan berupa plastik transparan serupa rumah kaca mini dan untuk salah satu ujungnya terbuka dengan pinggiran yang terbuka.
- Untuk merangsang pertumbuhan bibit Anda juga dapat memberikan obat perangsang tanaman. Berikan 3 hari sekali.
- Setelah benih berusia 14 hari, benih-benih sudah siap untuk ditanam.
Pengolahan Media Tanam
Setelah benih siap, langkah selanjutnya ialah mengelolah lahan tanam. yakni dengan mem/bersihkan dari sisa-sisa gulma atau bebatuan yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Setelah itu, lakukan penggemburan tanah dengan cara membajak atau mencangkulnya sedalam 10 cm. Kemudian, Buatlah bedengan. Pembentukan Bedengan Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat.
Jumlah bedengan tergantung jumlah baris tanam yang dikehendaki oleh si penanam (bentuk bedengan baris tanaman ganda, bedengan melintang pada areal penanaman). Lebar bedengan 7-8 meter, tergantung tebal tipis dan tinggi bedengan (tinggi bedengan minimum 20 cm). 3.2.4.
Pengapuran Dilakukan dengan pemberian jenis kapur pertanian yang me-ngandung unsur Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat didalam tanah. Dengan kapur Karbonat/kapur dolomit. Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
Jangan lupa untuk memberikan pupuk dasar, berupa pupuk kandang atau pupuk kompos.Untuk pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal dari hewan sapi/kerbau dan dipilih pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk kandang berguna untuk membantu memulihkan kondisi tanah yang kurang subur, dengan dosis 2 kg/ bedengan. Caranya, ditaburkan disekeliling baris bedengan secara merata.
Setelah itu, buat lubang tanam dengan jarak tanam 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antar lubang sekitar 80-100 cm. Jika bedengan sudah ditutupi dengan mulsa, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lubang.
Cara Penanaman
Sebelum penanaman, lakukan penyiraman pada lahan tanam hingga menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum batang bibit ditanam dilakukan perendaman, hal ini bertujuan agar mempermudah pelepasan bibit menggunakan kantong plastik yang ada.
Langkah imunisasi dilakukan dengan perendaman selama 5-10 menit disertai campuran larutan obat obatan. Susunan obat terdiri dari: 1 sendok teh hormon Atonik, Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok teh peres bakterisida tepung, 1 sendok teh peres fungisida serbuk/tepung (Berlate, dithane M-45, Daconiel).
Berikut ini urutan penanaman bibit semangka :
- Keluarkan bibit dari kantung plastik secara hati-hati agar akar tanaman tidak rusak.
- Tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang sudah disiapkan
- Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan
- Lubang tanaman yang tersisa ditutup dengan tanah dan disiram sedikit air agar media bibit menyatu dengan tanah disekeliling dapat bersatu tanpa tersisa.
Teknik Pemeliharaan Tanaman Semangka
Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit baru yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan, karena menghalangi sinar matahari yang membantu perkembangan tanaman.
Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun.
Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang karena mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer agar semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.
Pembubunan
Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah agar akar menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan setelah beberapa hari penanaman.
Perempalan
Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat.
Pemupukan
Pemberian pupuk organik pada saat sebelum tanam tidak akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative diperlukan pupuk daun (Topsil D), pada fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin.
Adapun penyemprotan dilakukan sebagai berikut:
- Pupuk daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28 dan 35 hari setelah tanam;
- Pupuk buah diberikan pada saat 45 dan 55 hari setelah tanam;
- ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setelah tanam sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml dan 55 hari setelah tanam sebanyak 400 ml.
Pengairan dan Penyiraman
Sistem irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada musim kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan tidak berlebihan. Bila dengan pompa air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dengan bantuan slang plastik yang cukup besar sehingga lebih cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air.
Waktu Penyemprotan Pestisida
Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida, ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang tumbuhan); bahan perata dan perekat pupuk makro (Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10 cc untuk setiap 14-17 liter pelarut. Penyemprotan campuran obat dilakukan setelah tanaman berusia >20 hari di lahan.
Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dengan sprayer untuk areal yang tidak terlalu luas dan menggunakan mesin bertenaga diesel bila luas lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
Hama tanaman semangka dapat digolongkan dalam 2 kelompok: hama yang tahan dan tidak tahan terhadap peptisida.
Hama yang tidak tahan terhadap pestisida (Kutu daun, bentuk seperti kutu), umumnya berwarna hijau pupus, hidup bergelombol, tidak bersayap, dan mudah berkembang biak. Gejala yang terjadi daun berberecak kuning, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi dengan obat-obatan.
Hama kedua adalah hama yang tahan terhadap pestisida seperti: tikus, binatang piaraan (kucing, anjing dan ayam). Pengendallian: menjaga pematang selalu bersih, mendirikan pagar yang mengelilingi tanaman, pemasangan suatu alat yang menghasilkan bunyi-bunyian bila tertiup angin dan diadakan pergiliran jaga.
a. Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman basah dan merata.
b. Ulat perusak daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan secara kimiawi.
c. Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman, membela diri dengan menggigit dan menyengat. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: dilakukan secara non-kimiawi dan dengan pestisida.
d. Ulat tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian secara kimiawi, dengan obat-obatan sesuai dengan aturan penanaman buah semangka.
e. Kutu putih dan Lalat buah
Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian : dilakukan secara non kimiawi (membersihkan lingkungan terutama pada kulit buah, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul). Secara kimiawi : dengan obat-obatan.
Penyakit
Layu Fusarium
Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur, lambat laun akan. Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, atau menanam benih yang sudah direndam obat; (2) secara kimiawi dilakukan penyemprotan bahan fungisida secara periodik.
Bercak daun
Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: (1) secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium; (2) tanaman disemprot dengan fungisida yang terdiri dari Dithane M 45 dosis 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200 dengan dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp dosis 2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp dosis 1-1,5 gram/liter.
Antraknosa
Penyebab: seperti penyakit layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: (1) dilakukan secara non kimia sepeti pengendalian penyakit layu fusarium; (2) menggunakan fungisida Velimex 80 WP dosis 2-2,5 gram/liter air.
Busuk semai
Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: benih direndam di dalam obat Benlate 20 WP dosis 1-2 gram/liter air dan Difolathan 44 FF dosis 1-2 cc/liter air.
Busuk buah
Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.
Karat daun
Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium. Belum ditemukan obat yang tepat, sehingga tanaman yang terlanjur terkena harus, supaya tidak menular pada tanaman sehat.
Pemanenan
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: setelah terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, dan jenis bibit (tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji).
Dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.
REFERENSI
- BUDI SAMADI (1996). Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta, Kanisius. 76 halaman.
- WIHARDJO, Suwandi. (1993). Bertanam Semangka. Yogyakarta, Kanisius, 107 halaman.
- WINARTI, M.G. (1992). Pengaruh Pupuk dan OST Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman semangka (Citrulus Vulgaris Schrd)
- Matarani, Jawaller. (1997). Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Produjsi Semangka. Media Unika.