Panduan Praktis Cara Budidaya Ulat Sutera

dewitani.net – Cara Budidaya Ulat Sutera – Untuk Memperoleh hasil yang optimal dalam budidaya ulat sutera, Anda harus mengawalinya dengan sebuah perencanaan yang matang. Dengan demikian, usaha yang dilakukan akan membuahkan hasil seperti yang Anda harapkan.

Sebelum melakukan pembudidayaan ulat sutera, alangkah baiknya Anda menguasai gambaran tentang pemasarannya, sebab dalam usaha ini, keuntungan menjadi prioritas utama. Pencapaian tujuan ini sangat bergantung terhadap kelancaran hasil produksi hingga pemasarannya.

Apabila Anda sekiranya sudah tahu bagimana cara memasarkannya, maka sudah dapat masuk ketahap berikutnnya yakni pemilihan lokasi usaha, penyediaan sarana pemeliharaan, penentuan jumlah bibit berdasarkan besar kecilnya usaha, dan lain sebagainnya.

Pamilihan Lokasi Usaha                                    

Ulat sutera termasuk kedalam hewan yang berdarah dingin, yakni suhu tubuhnya selalu berubah sesuai dengan suhu tempat ulat tinggal. Akan tetapi, apabila suhu tempat tinggal ulat sutera terlalu dingin atau terlalu panas, maka ulat akan mengalami gangguan hidup yang dapat mempengaruhi produksi kokon atau bahkan dapat menyebabkan ulat mati.

Suhu yang ideal untuk budidaya sutera adalah berkisar 20 – 30 0 C. secara alami suhu seperti ini biasanya terdapat di tempat yang memiliki ketinggian 400-800 M dpl.

Selain suhu, kelembapan juga menjadi salah satu penentu kesuksean budidaya ulat sutera. Kelembapan yang ideal berkisar antara 70-9- % . kelembapan ini dapat ditemukan di daerah dengan curah hujan sekitar 3000-4000 mm/tahun.

Persyaratan di atas tidaklah mutlak. Tempat dengan kondisi yang tidak sama dengan persyaratan di atas bukan berarti tidak dapat digunakan untuk budidaya ulat sutera. Hanya saja, hasilnya tentu akan berada di bawah angka produksi dari tempat yang memenuhi persyaratan ideal.

Persiapan Kandang Untuk Budidaya Ulat Sutera

Agar hasilnya lebih baik, pemeliharaan ulat sutera juga harus dilakukan dalam ruangan tersendir. Usahakan kandang berada dilokasi yang aman : jauh dari binatang predator seperti ayam, bebek atau semut. Biasanya para peternak ulat sutera membuat kandang di dekat pohan murbay. Pohon ini merupakan makanan utama ulat sutera.

Usahakan kandang  memiliki sirkulasi udara yang baik. Anda dapat memberikan beberapa jendela dan pintu. Melalui jendela dan pintu inilah pertukaran udara dapat diatur dengan lancar. Dalam penempatannya sebaiknya pintu dan jendela menghadap ke arah utara atau selatan. Hal ini bertujuan untuk menghindari paparan sinar matahari.

Di dalam kandang pembudidayaan disediakan rak-rak bertingkat untuk menyusun sasak-sasak tempat hidup ulat. Rak ini dapat dibuat dari kayu atau dari besi dengan ukuran 0,6 M X 2 M. Agar ulat yang ada di atas sasak tidak dimangsa oleh serangga seperti semut, disetiap kaki rak diolesin vaselin atau jika tidak ada Anda dapat memberikan alas kaleng yang sudah diisi air.

Adapun ukuran sasak sebagai tempat pemeliharaan ulat dapat dibuat dengan ukuran 0,6 M X 1 M. Material pembuatan sasak dapat berupa papan, bambu, atau kawat anyaman. Tiap tingkat rak dengan ukuran di atas dapat menampung 3 sasak. Apabila 1 rak dibuat dengan 5 tingkat, dengan jarak kurang lebih 30 cm, berarti rak setinggi 1,5 m dengan 5 tingakt tersebut dapat menampung sebanyak 15 buah sasak.

Bibit Ulat Sutera

Untuk menetaskan telur ulat sutera itu memperlukan waktu kurang lebih selama 10-12 hari, Caranya, Anda hanya tinggal memasukkan telur ulat sutera kedalam kotak atau box yang ditutupi dengan kertas putih yang tipis. Kemudian simpan kotak tersebut di ruangan tertutup yang memiliki suhu berkisar 25 C – 28 C dengan intensitas kelembaban sebesar 75 % – 80 %.

Selain dengan membudidayakanya sendiri, Anda dapat membeli bibit dari tempat pembibitan ulat sutera yang resmi. Apabila Anda melakukan pembibtan sendiri, risikonyo cukup tinggi apabila tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup dan tidak di tunjang dengan peralatan yang memadai. Walapun telur dapat dihasilkan, tetapi kemungkinan telur-telur tersebut terserang penyakit.

Apabila telur-telur tersebut telah terinfeksi penyakit, maka akan berakibat telur tidak akan menetas. Agar lebih aman, sebaiknya Anda membeli bibit di tempat-tempat pembibitan yang memang sudah berpengalaman menangani bibit sutera.

Cara Memberi Makan Ulat Sutera

Makanan utama ulat sutera adalah daun murbei. Dalam pemberian pakan daun murbei harus dalam kondis yang masih segar (baru dipetik), bersih dan terbebas dari pestisida. Sedangkan untuk ulat yang masih berukuran kecil.

Anda dapat memberi makan daun muda, sewaktu ulat masih dalam instar 1, daun yan diberikan sebanyak 4-5 lembar (daun pucuk), memasuki instar ke II Anda dapat berikan 6 – 7 lembar, dan untuk memasuki instar ke III Anda dapat berikan 7-8 Lembar daun Murbei. Untuk mempermudah ulat sutera, terlebih dahulu daun murbei di rajang.

Untuk satu sasak/boks bibit, yang memasuki Instar 1 menghabiskan daun sebanyak 2 kg, instar II membutuhkan 5 kg daun murbei, dan instar III memperlukan daun murbei sekitar 30 kg. Ulat sutera diberimakan sebanyak tiga kali dalam sehari, yakni pagi, siang, dan sore.

Proses Pemeliharaan atau Perawatan Budidaya Ulat Sutera

Pemeliharaan Ulat Kecil

Yang masuk kedalam kategori ulat kecil adalah ulat yang baru mencapi instar I, II dan III. Setiap instar memperlukan waktu sekitar 3 hari. ciri jika terjadi perubahn instar adalah terjadinya proses pergantian kulit ulat sutera.

Pemeliharaan Ulat Besar

Yang masuk kedalam golongan ulat besar adalah ulat yang sudah mencapai instar IV dan IV. Untuk instar IV berlangsung selama kurang lebih 6 hari. sedangkan instar V berlangsung selaam 5 hari. setelah instar V ulat sutera akan memasuki fase pupu atau kepompong. Fase ini diawali dengan pembentukan kokon.

Pada masa Instar IV dan V, pemberian pakan daun Murbei harus diperbanyak karena pada fase ini nafsu makan ulat meningkat. Pada instar ke IV setiap books minimalnya memperlukan kira-kira 100 Kg daun murbei. Sedangkan pada masa instar ke V hingga memasuki fase pupu atau kepompong setidaknya memperlukan 700 kg daun murbei.

Adapun pada instar IV dan V daun tidak perlu dirajang. Biasanya para peternak ulat sutera langsung memberikan daun beserta rantingnya.

Proses Mounting

Mouting merupakan masa dimana ulat sutera akan dipindahkan dari rak pengembangbiakan ke tempat pengokonan/montase. Peroses pengokonan akan selesai dalam waktu tiga hari, ulat yang sudah siap mengokon akan memberi tanda-tanda sebagai berikut :

  • Tubuh kelihatan bening, transparan, berwarna kekuningan.
  • Nafsu makan berkurang atau berhenti makan.
  • Ulat akan berjalan ke pinggir atau naik ke sisi sasak.
  • Panjang menyusut.
  • Dari mulutnya akan mengeluarkan serat sutera.
  • Kotoran yang keluar berwarna cokelat kekuningan.

Apabila sudah memenuhi ciri-ciri diatas segera pindah ke tempat pengokonan, cara pemidahannya pun cukup mudah yakni dengan mengambil satu persatu, kumpulkan kemudian dipindahkan ke tempat pengokonan.

Tempat  pengokonan dapat berupa kotak-kotak kecil yang bertemperatur 26 o C dengan kelembapan 60-70%.

Ulat Sutera baru dapat dipanen apabila sudah berumur 7- 8 hari setelah dimasukkan ketempat pengkonan. Ciri jika ulat sudah siap dipanen adalah ulat telah menjadi pupa dan tubuhnya sudah mengeras dengan warna tubuh kecoklatan.

Sekian bahasa tentang Cara Budidaya Ulat Sutera. Semoga bisa bermanfaat…

  Perbedaan Aquaponik Dan Hidroponik

Leave a Comment