dewitani.net – Cara Budidaya Belut – Dalam pembudidayaan belut terbilang mudah apabila Anda mengetahui cara dan teknik yang tepat dalam melakukan budidaya. Hal mendasar yang harus kamu ketahui jika ingin beternak belut adalah Syarat wajib budidaya belut. Syarat ini menjadi hal yang mutlak yang harus diikuti dan tidak boleh dilewatkan saat akan membudidayakan belut.
Budidaya Belut Dirumah
Persebaran belut meliputi daerah perairan Asia, dari India, Cina, Jepang, Malaysia, Hingga ke Indonesia. Belut termasuk hewan predator nokturnal yang mencari makan pada malam hari.
Adapun syarat-syarat yang harus Anda penuhi ketika akan membudidayakan belut, adalah sebagai berikut :
- Jika dilihat dari keadaan geografi di suatu tempat, maka budidaya belut tidak memerlukan syarat tersebut karena belut dapat hidup di dataran tinggi atau rendah dan dapat hidup di kelembaban dan curah hujan yang tidak terbatas.
- Perhatikan kualitas air yang akan digunakan. Usahakan harus yang bersih dan tidak tercemar racun.
- Suhu udara berkisar antara 25 hingga 31 derajat celcius.
Jenis-Jenis Belut Yang Ada di Indonesia
Ada tiga jenis belut yang ada di Indonesia, Akan tetapi, jenis belut yang umumnya dikenal masyarakat hanya ada dua, yakni belut sawah dan belut rawa. Sedangkan belut muara/laut kurang dikenali karena habitatnya yang terbatas.
1.Belut Rawa (Synbranchus Bengalensis Mc Clell)
Belut rawa banyak ditemukan didaerah rawa-rawa hingga muara sungai atau daerah mangrove. Bentuk tubuhnya lebih ramping dibandingkan dengan jenis belut lainnya. Adapun ciri fisik lain antara lain warna kulitnya yang lebih gelap, mata lebih besar, dan ukurannya yang lebih besar.
Berikut ini Ciri-ciri lengkap belut rawa :
- Warna kulit coklat kehitaman
- Panjang belut rawa dewasa mencapai 50-60 cm
- Berat belut dewasa mencapai 150 gram-300 gram per-ekornya
- Hidup di rawa-rawa
- Mempunyai mata sipit dan kecil
- Memiliki mulut yang kecil dan bergigi halus dan tajam
- Dapat berganti kelamin
2. Belut Sawah (Monopterus Albus Zuieuw)
Belut sawah hidup di tanah yang berlumpur yang memiliki kandungan air yang sedikit. Biasanya belut ini ditemukan di persawahan. Adapun makanan utama belut sawah ialah ikan-ikan kecil dan cacing tanah.
Secara umum belut sawah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Kulitnya berwarna coklat ke-kuningan.
- Belut sawah yang sudah dewasa minimal memiliki panjang 40-50 cm dan maksimal 1 meter.
- Tidak memiliki sirip kecuali sirip yang ada di ekor.
- Berat belut dewasa mencapai 200-300 gram perekornya.
- Habitat aslinya di areal persawahan.
- Untuk belut sawah betina, memiliki bentuk kepala runcing, warna kulit lebih cerah, dan ketika dewasa panjangnya sekitar 10-20 cm.
- Sedangkan untuk belut sawah jantan, memiliki bentuk kepala tumpul, warna kulit lebih gelap dan ketika dewasa panjangnya sekitar 30-50 cm.
- Termasuk hewan yang dapat berganti kelamin.
- Belut sawah termasuk ke dalam jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan dengan mudah.
- Belut sawah memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan belut rawa. belut sawah banyak dijumpai di Pulau Sumatera, Jawa, Madura dan Bali.
3. Belut Muara/laut
Macrotema Caligans Cant atau lebih dikenal dengan belut laut hidup di laut dengan dasar perairan berpasir, berlumpur dan perairan yang berkarang. Belut laut termasuk ke dalam kelas Actinopterygii. dibandingkan jenis lainnya belut laut merupakan belut yang paling besar.
Belut ini memiliki ciri fisik sedikit berbeda dibandingkan dengan kedua jenis belut sebelumnya. kepalanya lebih bulat, bergigi lebih runcing, dan memiliki lipatan insang yang lebih banyak. warna kulit berbinti-bintik seperti butiran pasir. dan untuk siripnya seperti sirip sidat. di Alam liar belut ini dapat mencapai bobot 1 Kg perekornya.
Manfaat Belut Bagi Manusia
Belut mengandung, Kalori, Protein, Lemak, Karbohidrat, Fosfor, Kalsium, Zat Besi, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, dan Air. Berikut ini manfaat belut bagi kesehatan tubuh :
- Memiliki gizi yang sangat tinggi
- Meningkatkan sistem imun tubuh
- Mengobati dan mecegah penyakit Anemia
- Menambah gairah
- Mempercepat pertumbuhan tulang pada bayi
- Mampu mencegah Osteoporosis
- Menjaga kesehatan gigi dan gusi
- Meningkatkan funsig enzim
Memilih Benih Yang Berkualitas
Benih memegang peranan penting dalam keberhasilan budidaya belut. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan kita perlu menyiapkan bibit yang berkualitas bagus. Bibit dapat dikatakan berkualitas jika sudah memenuhi kreteria berikut ini :
1. Tidak Ada cacat pada benih
Apabila terdapat luka pada bagian tubuh belut itu dapat dipastikan jika kondisi belut sedang sakit atau cacat. Pembudiday belut harus jeli terhadap calon bibit yang hendak diternakan. Jangan sampai bibit yang diternakan justru menjadi korban bagi belut lain. Karena belut termasuk hewan yang memiliki sifat kanibalisme. Apabila hal ini tidak diperhatikan dengan cermat, maka belut yang sakit hanya akan menjadi santapan belut lain.
2. Gerakan Lincah dan Agresif
Ciri fisik yang dapat kita lihat langsung adalah gerakannya yang lincah dan agresif ini menandakan benih bibit ini dalam keadaan sehat.
3. Bertubuh keras
Bibit yang berkualitas memiliki ciri tubuh yang keras jika dipegang dan tidak lemas ketika dipegang.
4. Tidak mengangkat kepala
Belut yang sudah siap untuk ditebar memiliki ciri sudah tidak lagi mengangkat kepalanya ke atas (permukaan air). Apabila terdapat benih belut yang suka mendongakan kepalanya ke atas. Sebaiknya tidak dijadikan bibit karena belut tersebut akan bermasalah kedepannya.
5. Ukuran bibit seragam
Bibit yang dimasukkan ke dalam wadah pembesaran harus berukuran seragam. Hal ini untuk menghindari sifat kanibalisme pada belut. Khusus untuk bibit yang ditangkap di alam liar sebelum dimasukkan ke kolam pembesaran harus dikarantina terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghindari serangan penyakit yang mungkin terbawa oleh bibit belut.
Cara mengkarantiannya cukup mudah yakni, dengan memasukkan bibit belut ke dalam bak atau kolam yang telah diberi air bersih. Tunggu hingga belut tenang kurang lebih 1 jam. Berikan kocokan telur yang telah dicampur dengan madu kemudian tuangkan ke kolam karantina tunggu hingga 1 jam. Barulah air diganti, kemudian diamkan selama 1 hari satu malam, baru masukan bibit kekolam pembesaran.
Lantas Bagaimana Memperoleh Bibit Belut yang bermutu bagus ?
Untuk memperoleh bibit belut dapat dilakukan dengan 2 cara yakni membeli di tempat pembudidayaan bibit belut. dan menangkap langsung di sawa atau rawa. Berikut ini kelebihan dan kekurangannya :
Bibit hasil budidaya
Dari segi ukuran bibit hasil budidaya memiliki ukuran yang lebih seragam, Umurnya seragam, Daya Perkembanganya seragam, Tersedia dalam jumlah yang banyak, Mengurangi resiko cacat, mengurangi resiko terkena penyakit sedangkan kekurangan jual panen lebih rendah dibandingkan dengan bibit hasil tangkapan.
Bibit Hasil Tangkapan
Bibit Hasil Tangkapan, memiliki rasa yang lebih enak dan gurih dibandingkan dengan bibit hasil budidaya, Sedangkan kekuranganya ukuranya tidak seragam, Proses pertumbuhannya tidak seragam, Presentasi cacat fisik lebih besar dibandingkan bibit hasil budidaya, Resiko terkena penyakit juga lebih besar.
Media Budidaya Belut
Media budidaya yang banyak digunakan oleh para peternak belut adalah media Drum, kolam terpal, dan kolam semen atau beton. Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini kami jelaskan secara lebih rinci mengenai penerapan media tersebut :
1. Menggunakan media Drum
Media drum sangat direkomendasi bagi kalian yang tidak memiliki halaman yang luas. Banyak sekali peternak belut yang menggunakan media ini. Karena media drum sangat mudah untuk didapatkan dan tahan lama. Selain itu harganya cukup murah apabila dibandingkan dengan media kolam semen/beton.
Sebelum benih belut ditebarkan terlebih dahulu cuci bersih drum supaya tidak adalagi kuman atau bakteri yang menempel di drum. Berikut ini komposisi bahan dan isis yang ada pada drum supaya belut berkembang baik :
- Agar belut merasa nyaman, lapisi drum dengan jerami setebal kurang lebih 50 cm.
- Setelah jerami ditaburkan Anda dapat menyiram jerami dengan 1 liter mikroorganisme stater.
- Agar media lebih kaya akan pakan alami belut, maka Anda dapat menambahkan bubuk kompos kurang lebih setinggi 5 cm.
- Dan pada lapisan paling atas, berikan lumpur kering setinggi 25 cm dan dapat juga di campurkan dengan pupuk TSP kurang lebih 5 kg.
Setelah semua bahan tersebut masuk, diamkan terlebih dahulu media ini selam 2 minggu agar terjadi proses fermentasi. Adanya media yang sudah terfermentasi akan mempercepat tumbuhnya sumber pakan alami belut seperti, jentik nyamuk, Cacing dan jasad-jasad renik.
Berikan pakan dalam cukup agar tidak terjadi kanibalisme pada belut. Biasanya sifat kanibalisme akan muncul ketika belut sudah berumur 10 bulan. Selama 10 bulan keatas Anda harus terus memberi pakan jangan sampai belut kelaparan.
2. Kolam Terpal
Secara teknis tiidak ada perbedaan antara beternak belut dikolam terpal dengan media lainnya. Hanya saja, Menurut para petani belut yang sudah kami temui kolam terpal lebih unggul dibandingkan dengan media drum. Belut yang dibudidayakan di kolam terpal akan lebih cepat besar dibandingkan belut yang dibudidayakan menggunakan drum.
Sedangkan komponen untuk pengisian kolam tidak jauh berbeda dengan media drum. Yakni untuk bagian dasarnya diberi jerami padi, kemudian di siram 1 liter liter mikroorganisme stater, setelah itu beri pupuk kompos dan pada bagian atas diberikan lumpur kering dan pupuk TSP.
Kolam Semen atau Beton
Salah satu keunggulan dari kolam beton adalah dapat bertahan dalam waktu yang lama. Selain itu, kolam beton juga dapat menampung air dalam kondisi apapun. Dalam kondisi hujan misalnya, kolam berbahan utama semen dan pasir lebih memiliki daya tahan untuk menghalau derasnya air hujan. Pematang yang dibuat juga tidak mudah goya dan kuat. Hal ini berbeda dengan kolam berbahan terpal yang mudah bergeser dan rusak oleh cuaca yang tidak pasti.
Cara Membuat Media Tumbuh Untuk Budidaya Belut
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam budidaya belut, maka tempat hidup belut harus disesuikan dengan habitat aslinya yakni berlumpur seperti di sawah atau rawa. Adapun bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai baham membuat tempat tumbuh belut ialah : Humus, Kompos, Pupuk kandang, jerami padi, sekam padi, pelepah pisang, dedak, lumpur sawah (tanah lumpur), dam mikroba dekomposer.
Berikut ini panduan membuat media tumbuh bagi budidaya belut :
- Terlebih dahulu keringkan dan bersihkan kolam yang akan digunakan. Setelah bersih masukkan jerami padi yang sudah dirajang di dasar kolam dengan ketebalan kurang lebih 20 cm.
- Masukkan pelepah pisang yang telah dirajang diatas lapisan jemari. Dengan ketebalan kurang lebih 6 cm.
- Diatas pelepah pisang, letakkan campuran pupuk kandang , kompos, atau tanah humus. Dengan ketebalan kurang lebih 20 hingga 25 cm. Kemudian ratakan
- Setelah itu berikan cairan mikroba dekomposer seperti EM4.
- Setelah seluruh proses diatas rampung. Langkah selanjutnya ialah metutup lapisan diatas dengan lumpur sawah atau lumpur rawa dengan ketebalan kurang lebih 10 hingga 15 cm.
- Diamkan media budidaya selaam 7 sampai 14 hari. Pendiaman ini bertujuan agar fermentasi berjalan dengan baik.
- Setelah fermentasi selesai dilakukan, lakukan pengaliran air bersih ke media budidaya selama 3 sampai 4 hari untuk membersihkan racun. Usahakan atur debit air tidak terlalu deras supaya tidak terjadi erosi pada media tumbuh.
- Selanjutnya, isi kolam dengan air bersih dengan kedalam kurang lebih 5 cm dari permukaan . Dalam kolam bisa diberikan tanaman air seperti eceng gondok (jangan terlalu padat)
- Setelah semua proses rampung bibit belut sudah dapat ditebar.
Cara Penebaran Belut dan Pengaturan Air Yang Benar
Untuk bibit belut yang sudah memiliki panjang 10-12 cm, maka dapat di isi ke media pertumbuhan dengan kepadatan 50-100 ekor per meter persegi. Idealnya penebaran bibit dilakukan pada pagi dan sore hari. hal ini bertujuan agar bibit tidak mudah stres. Sedangkan bibit yang bukan dari hasil budidaya makan terlebih dahulu harus di karantin selama 1-2 hari.
Proses karantina dilakukan dengan meletakkan bibit dalam air bersih yang mengalir. Berikan pakan berupa kocokan telur selama dalam proses karantina.
Sedangkan untuk pengaturan Sirkulasi Air jangan terlalu deras. Selain itu atur juga kedalaman air karena bisa berpengaruh pada postur tubuh belut. Air yang terlalu dalam akan membuat belut banyak bergerak untuk mengambil oksigen dari permukaan, sehingga belut akan lebih kurus.
Perawatan Belut Dewasa
Untuk perawatanya belut tidaklah terlalu sulit, Anda hanya perlu memperhatikan kualitas air kolam, memberikan pakan secara teratur dan Melakukan penanganan secara cepat jika ada belut yang terlihat sakit. Secara umum, jika belut terserang penyakit biasanya akan terus bergerak pada siang hari, akan naik ke permukaan, dan bersifat kanibalisme.
Sama-sama kita ketahui jika belut merupakan hewan air yang mengeluarkan lendir pada tubuhnya. lendir ini sebenarnya bermanfaat sebagai perlindungan tubuhnya yang sensitif. Lendir tersebut jika terlalu lama menumpuk dikolam, maka dapat menyebabkan Ph air meningkat. Oleh sebab itu untuk menetralkannya Anda harus mengganti air ata mensirkulasi air.
Pemberian Pakan Pada Belut
Sebenarnya, keberadaan pakan alami yang ada di dalam kolam seperti plankoton dan ikan-ikan kecil di dalam kolam dapat diandalkan. Pakan tersebut hanya bersifat cadangan atau tambahan yang bukan pakan utama. Apalagi jika Anda memelihara dalam jumlah banyak maka pakan alami yang ada di kolam tidak akan mencukupi.
Berikut ini pakan utama belut :
- Cacing Tanah
- Keong Mas
- Bekicot
- Cacing Sutra
- Kepiting air tawar
- Dan pakan alternatif seperti pelet
Anda hanya perlu memberi makan belut 1 kali dalam sehari. Karena belut termasuk kedalam hewan nokturnal maka sebaiknya Anda memberi makan pada malam hari. karena pada malam hari-lah belut sibuk untuk mencari makan.
Umumnya belut memperlukan pakan dalam jumlah 5-20% dari bobot tubuhnya setiap hari. Untuk populasi belut 10 kg, Membutuhkan pakan harian sebagai berikut :
- Umur 0 sampai 30 hari memperlukan 0,5 kg pakan
- Umur 30 hari sampai 60 hari memperlukan 1 kg pakan
- Umur 60 hari hingga 90 hari memperlukan 1,5 kg pakan
- Umur 90 hari sampai 120 hari memperlukan 2 kg pakan
Usahakan dalam memberikan pakan tidak terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit. Jika terlalu berlebih memberikan pakan makan dapat menyebabkan air kolam menjadi kotor dan berdampak belut akan mudah terkesan sakit dan pada akhirnya mati. Akan tetapi, jika terlalu sedikit memberikan pakan dapat menyebabkan belut bersifat kanibalisme terhadap sesama belut dan berakibat terganggunya pertumbuhan belut.
Hama Dan Penyakit
Biasanya hama penyakit yang sering menyerang belut adalah Bakteri Aeromonas atau Pseudomonas. Gejala umum dari kedua bakteri ini adalah timbulnya bercak-bercak merah di tubuh belut, dan terjadi perdarahan pada bagian organ dalam seperti pada hati dan limpah. Apabila tidak di tangani dengan serius makan dapat menyebabkan kematian pada belut.
Lantas Bagaimana mengobatinya ?
Untuk mengatis Bakteri Aeromonas atau Pseudomonas.biasanya peternak memberikan pelepah pisang, pelepah pisang ini bermanfaat sebagai antiseptik yang mampu meredam pertumbuhan bakteri tersebut. selain itu, pelepah pisang mampu memicu pertumbuhan cacing-cacing kecol yang dapat menjadi sumber makanan baru bagi belut.
Perlu diingat jangan memasukkan pelepah pisang yang masih segar. Karena efek getah yang dihasilkan dapat membuat air kolam menjadi asam.
Proses Panen
Biasanya belut akan dipanen setelah memasuki usia empat bulan lebih. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam memanen belut. Salah satunya dengan mengeringkan kolam terlebih dahulu. Pengeringan kolam sangat membantu dalam penangkapan belut.
Ada juga yang memanen dengan cara mengangkat lumpur dari kolam. Menurut penulis cara ini kurang efektif sekaligus memerlukan waktu dan tenaga yang besar.
Proses pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-07.00. pada waktu pagi belut biasanya masih dalam kondisi kenyang. Sehingga tingkat resiko stress tidak terlalu besar. Jangan memanen belut pada malam hari. karena pada saat ini belut sedang aktif bergerak mencari makan.
Analisis Budidaya Belut di Kolam Terpal
Keuntungan Budidaya Belut di Kolam Terpal
Menurut para pembudidaya belut yang sudah kami wawancarai, Penggunaan kolam terpal untuk budidaya belut terbilang lebih efektif, efesien, dan lebih murah jika dibandingkan dengan kolam yang terbuat dari tembok atau semen. Dari segi pemanenanya pun lebih cepat dan muda.
Analisi budidaya belut
Modal Usaha
Kolam Terpal dengan ukuran (5 meter X 4 meter X 1 Meter) sebanyak 4 Unit | Rp.2.000.000 |
Media kolam | Rp. 1.500.000 |
Pompa air satu unit | Rp.500.000 |
Peralatan budidaya dan panen | Rp.800.000.
|
Total Modal Awal | Rp.4.800.000
|
Biaya Produksi Per-6 bulan
Pakan (cacing, keong, bekicot, ikan dan lain-lain | Rp.16.000.000 |
Benih 240 kg 2 kali penebaran | RP.8.400.000 |
Biaya Listrik | Rp.500.000 |
Penyusutan dan biaya lain-lain | Rp. 1.300.000+ |
Total Modal Produksi | Rp.26.200.000
|
Pendapatan/keuntungan
Penjualan belut 240 kg X 6 kali berat awal X Rp.35.000 = Rp.50.400.000
Keuntungan Pendapatan – Biaya Produksi
= Rp.50.400.000 – Rp. 26.200.000
= Rp.24.200.000
Jadi keuntungan diperoleh selama 6 bulan ialah Rp.24.200.000.
Sekian pembahasan menganai Panduan Lengkap Cara Budidaya Belut di Pekarangan Rumah. Semoga bisa menambah ide dan inspirasi bagi para pembaca…