dewitani.net – Cara Menanam Seledri – Seledri atau dalam bahasa inggris disebut Celery merupakan salah satu sayuran yang populer di dunia. Di negara-negara maju seledri banyak digunakan sebagai bahan salad yang penting setelah selada. Sedangkan di Indonesia sendiri, seledri pada umumnya dijadikan penyegar atau rempah-rempah untuk campuran masakan seperti, sup, bakmi, bakso dan masakan-masakan dari Cina, tanaman ini dapat dikategorikan sebagai sayuran yang mewah.
Selain memiliki cita rasanya yang segar dan keranci jika dimakan, tanaman ini juga mengandung gizi yang cukup tinggi dan berkhasiat sebagai obat penyembuh beberapa jenis penyakit. Berikut ini kandungan gizi yang terdapat pada seledri :
- Vitamin A
- Vitamin B1
- Vitamin B2
- Vitamin C
- Protein
- Lemak
- Karbohodrat
- Kalsium
- Zat Besi
- Fosfor
- Serat
- Abu
- Natrium
- Kalium
- Niasin.
Selain itu Seledri juga mengandung zat glucosida, apiol, apiin, dan plavonoid. Zat-zat tersebut dapat berfungsi sebagai obat peluruh keringat, penyembuh demam, meringankan penyakit rematik, mengobati darah tinggi, Mengobati insomnia, dan mempercepat pertumbuhan rambut.
Klasifikasi Tanaman Seledri
Kingdom : Palntae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Umbelliaferales
Famili : Umbelliferae
Genus : Apium
Spesies : Apium Graveolens L.
Jenis-Jenis Seledri
Seledri termasuk dalam famili Umbelliferae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digunakan untuk penyedap dan penghias hidangan. Berdasarkan bentuk pohonnya, tanaman seledri terbagi menjadi tiga jenis, yakni seledri daun, seldri potong dan seledri umbi.
1. Seledri Daun (Apium graveolens L. Var Scalinum Alef)
Jenis ini tumbuh di tanah yang agak kering dan yang digunakan adalah daun dan batangnya saja. Adapun Cara pemanenanya dengan cara dicabut.
2. Seledri potong (Apium graveolens L. Var. Sylvestre Alef)
Seledri jenis ini lebih suka tumbuh di tanah yang mengandung pasir atau kerikil serta basah tetapi tidak sampai tergenang. Cara memetiknya adalah dengan cara dipotong.
3. Seledri berumbi (Apium graveolens L. Var. Rapaceum Alef)
Jenis seledri berumbi ini tumbuh di tanah yang gembur dan banyak mengandung air. Bentuk batangnya membesar bagaikan umbi. Bagian yang paling umum digunakan adalah bagian umbi dan batang.
Di antara ketiga golongan seledri tersebut yang banyak ditanam di Indonesia adalah seledri daun (Apium graveolens L. Var Scalinum Alef). Tanaman seledri dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 – 3 bulan setelah penaburan benih. Setelah dicabut akarnya, kemudian dicuci bersih dan diletakkan di tempat yang teduh.
Selain ketiga jenis diatas Ada juga jenis tanaman lainnya yang menyerupai seldri potong yakni peterseli. Akan tetapi peterseli ini hanya hidup di tempat yang lembab dan tidak terkena sinar matahari langsung.
Syarat Tumbuh Tanaman Seledri
Tanaman yang bentuk daunya berlekuk dan bertangkai panjang ini, dapat di tanam di dataran rendah ataupun dataran tinggi. Idealnya tanaman ini ditanam di dataran tinggi yang tumbuh pada ketinggian 900 meter diatas permukaan laut.
Sedangkan pada dataran rendah tanaman seledri juga dapat tumbuh, akan tetapi ukuran batanya lebih kecil jika dibandingkan dengan seledri yang ditanam di dataran tinggi. Adapun tanah yang ideal untuk pertumbuhan seledri adalah tanah yang mengandung humus (subur), gembur, serta mengandung garam dan mineral. Selain itu, pH tanah yang sesuai antara 5,5 hingga 6,5.
Tanah lempung berpasir atau lempung berdebu sangat cocok untuk menanam seledri, tanah jenis ini bertekstur agak kering. Untuk tanah yang mengandung garam natrium dan kalsium serta unsur boron lebih disukai tanaman seledri.
Apabila tanah yang digunakan untuk menanam seledri kekurangan natrium dapat membuat tanaman menjadi kerdil. Oleh sebab itu, tanaman seledri perlu diberi garam dapur (NaCI) sebanyak 600 kg untuk lahan satu hektar. Jika tanan kekurangan kalsium dapat menyebabkan kuncup daun seledri menjadi kering. Dan jika tanaman kekurangan unsur boron maka batang dan tangkai daunnya menjadi pecah-pecah.
Cara Menanam Seledri
Tanaman seledri dapat diperbanyak dengan cara generatif atau dengan biji dan vegetati atau dengan anakan. Untuk memperbanyak dengan biji dinilai lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan cara anakan.
Untuk lahan seluas 1 hektar setidaknya memperluan 200 gram hingga 250 gram biji seledri. Pada umumnya sebelum ditanam biji direndam terlebih dahulu dengan air hangat selama 1 jam, perendaman ini berguna untuk mempercepat pertumbuhan kecambah.
Kemudian siapkan tempat persemain berupa bedengan atau baki semai. Yang sudah diberi pupuk kandang yang telah matang (utamakan pupuk dari unggas). Setelah baki semai selesai dibuat, biji disebar berbaris dengan jarak antar baris 10 cm. kemudian tutup dengan tanah tipis-tipis.
Siram bibit dengan air secukupnya setiap pagi dan sore hari, Untuk mempercepat pertumbuhan bibit semai. Dalam kurun waktu 21 hari biji sudah mulai tumbuh.
Selain disemai, biji-biji seledri juga dapat ditanam langsung di bedengan tanpa melalu proses penyemaiaan terlebih dahulu. Akan tetapi, cara ini sulit dijamin kelembapannya sehingga ada kemungkinan biji-biji itu tidak tumbuh. Sebelum benih ditanam di lahan, terlebih dahulu tanah yang akan digunakan sebagai media tanam disiapkan. Yakni dengan cara menggemburkan tanah dengan cara dicangkul atau dibajak sedalam kurang lebih 25 cm .
Kemudian lahan diberi pupuk dasar, untuk lahan seluas 1 hektar kurang lebih membutuhkan pupuk kandang sebanyak 10 ton. Setelah diberi pupuk, tanah dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1 meter. Setiap bedengan terdiri dari 3 baris tanaman.
Apabila bibit sudah berumur 1 bulan atau sudah memiliki 3 hingga 5 helai daun, sudah dapat dipindahkan ke bedengan-bedengan yang telah disiapkan dengan jarak tanam 25 cm denga jarak antar baris 30 cm.
Setelah tanaman berumur 45 hari sejak persemaian atau 15 hari setelah ditanam di lahan, tanaman diberi pupuk kimia. Pupuk ini bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan seledri. Adapun pupuk yang digunakan adalah campuran urea dan KCI dengan perbandingan 3 : 2. Atau 3 gram setiap tanaman. Secara keselurahan untuk lahan 1 hektar memperlukan kurang lebih 150 kg urea dan 100 kg KCL.
Pupuk tersebut diberikan di sekitar tanaman, usahakan jangan sampai terkena langsung dengan batang tanaman. Selain menggunakan kedua pupuk kimia diatas, Anda juga dapat memberikan Garam dapur sebanyak 50 kg untuk 1 hektarnya. Pemberian garam ini berguna dalam menjaga warna daun seledri agar tetap hijau.
Pemeliharaan Tanaman
Sama seperti tanaman sayuran lainnya tanaman seledri juga memperlukan perawatan seperti, melakukan penyiangan dan yang paling penting yakni melakukan pemberantasan hama dan penyakit tanaman.
Hama yang sering menyerang tanaman ini adalah kutu daun. Perlu kita semua ketahui, kutu daun merupakan vektor untuk menyebarkan penyakit virus mosaik atau blorok pada daun seledri. Untuk pemberantasannya dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Keltahane atau decis.
Selain penyakit borok, penyakit lain yang sering menyerang seledri adalah cendawan cercospora apii yang dapat menyebabkan penyakit cacar cokelat kuning, biasanya cendawan ini menyerang tanaman yang masih muda atau masih dalam persemaian. Untuk penanganannya Anda dapat menggunakan fungsida Belate atau Dthane M-45.
Pemanenan
Setelah tanaman seledri berumur 2 hingga 3 bulan dari waktu persemaian tanaman sudah dapat dipanen. Tanaman dapat dilakukan dengan cara mencabut tanaman untuk seledri daun, memotong tanamannya pada pangkal batangnya untuk seledri pohon, atau hanya memetik daun-daunya untuk seledri berumbi.
Dan Setelah 1 bulan tanaman ini sudah dapat dipanen lagi. Tanaman yang dirawat dengan baik dan terbebas dari hama dan penyakit untuk satu hektarnya dapat menghasilkan 5 hingga 6 ton.
Demikian ulasan singkat mengenai cara Panduan Lengkap Cara Menanam Seledri Step By Step semoga ulasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua..