Inilah Cara Budidaya Ikan Nila Agar Cepat Besar

dewitani.net – Cara Budidaya Ikan Nila – Pembudidayaan Ikan nila masih menjadi salah satu primadona di kalangan masyarakat Indonesia. Selain karena cukup mudah untuk dibudidayakan. Budidaya ikan nila ternyata memiliki prospek keuntungan yang lumayan besar. Bahkan mampu memperoleh keuntungan bersih hingga puluhan juta untuk sekali panen.

Dari Segi pertumbuhan, ikan nila pada umumnya dapat mencapai bobot 1 kg per-ekornya. Namun, kepopuleran ikan nila tidak semata-mata karena laju pertumbuhannya yang terbilang cepat. Faktor lain yang memegang peranan penting adalah rasa dagingnya yang khas dan harga jualnya yang terjangkau untuk semua kalangan.

Warna daging ikan nila putih bersih dan tidak banyak durinya sehingga sering dijadikan sumber protein yang mudah dan mudah diperoleh. Hal ini dapat dimengerti karena kandungan gizi ikan nila cukup tinggi, yakni sekitar 17,5 %. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam budidaya ikan nila memperlukan kondisi lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembanganya.

Klasifikasi Ikan Nila

Ikan nila (Oreochromis Niloticus) bukanlah ikan asli dari Indonesia, ikan ini pertama kali di temukan di sungai Nil (Afrika). Ikan nila pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1969. Pemerintah melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar mendatangkan dan menyebarluaskan ikan nila sebagai ikan konsumsi air tawar. Nama nila diambil dari nama latinya yakni Nilotica yang mengacu pada asal ikan ini, yakni nil, ikan nila biasa disebut nile atau tilapia. Berikut ini penggolongan klasifikasi ikan nila.

Filum                     : Chordota

Sumfilum             : Vertebrata

Kelas                     : Pisces

Subkelas              : Achanthopterigii

Ordo                      : Perciformes

Familia                  : Cichlidae

Genus                   : Oreochromis

Spesies                 : Oreochromis Niloticus

Ciri-Ciri Ikan Nila

Secara Umum ikan nila hampir mirip dengan ikan mujair. Bahkan masih ada yang tidak bisa membedakan antara ikan nila dengan ikan mujair. Perbedaan ikan nila dan ikan mujair sebenarnya dapat dilihat dari bentuk tubuhnya. Lebar ikan nila umumnya sepertiga dari panjang badanya, sedangkan lebar badan ikan mujair setengah dari panjang badanya.

Ciri-ciri umum ikan nila adalah bentuk tubuhnya memanjang dan ramping. Sisik Ikan nila berukuran relatif besar. Matanya menonjol dan besar dengan tepi berwarna putih. Ikan Nila memiliki lima buah sirip yang terletak di punggung, dada, perut, anus dan ekor.

Pada sirip dubur memiliki 3 jari-jari keras dan 9-11 jari-jari sirip lemah. Sirip ekornya memiliki 2 jari-jari lemah mengeras dan 16-18 jari-jari sirip lemah. Sirip punggun memiliki 17 jari-jari sirip keras dan 13 jari-jari sirip lemah. Sedangkan untuk sirip dadanya memiliki 1 jari-jari sirip keras dan 5 jari-jari sirip lemah. Sirip perut memiliki 1 jari-jari sirip keras dan 5 jari-jari sirip lemah

Sedangkan untuk membedakan ikan nila jantan dengan nila betina cukup mudah. Ikan nila jantan memiliki bentuk tubuh membulat dan agak pendek dibandingkan dengan nila betina. Dari segi warna, nila jantan umumnya lebih cerah dibandingkan dengan nila betina.

Dibagian anus nila jantan terdapat alat kelamin yang memanjang dan terlihat cerah, dan semakin beranjak dewasa warnya semakin cerah. Sedangkan untuk nila betina, warna sisiknya lebih kusam dan memiliki bentuk tubuh agak memanjang. Di bagian anus bila betina terdapat dua tonjolan membulat. Satu merupakan saluran telur dan satunya lagi merupakan saluran pembuangan kotoran.

Prinsip Dasar Usaha Budidaya Ikan Nila

Salah Satu kelebihan ikan nila dibandingkan jenis ikan lainnya yaitu sangat mudah untuk beradatasi dengan lingkunganya. Di Indonesia, budidaya ikan nila bisa dijumpai di perairan payau,kolamm air deras, sungai mengaalir, danau alami, waduk buatan, dan sawah.

Selain itu, lokasi budidaya juga bisa ditemui di pinggir pantai dan di daerah pegunungan hingga ketinggian 800 meter di atar permukaan laut (dpl). Ikan nila dapat berkembang secara optimal apabila lingkungan dan komponen pendukungnya telah memenuhi persyaratan. Berikut ini Prinsip dasar dalam budidaya ikan nila :

1. Menggunakan bibit nila unggul

Sejak pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1969, ikan nila sudah banyak mengalami perkembangan, khususnya dalam perbaikan genetis. Perbaikan genetis ini dilakukan karena ikan nila yang ada sejak tahun 1969 telah menunjukan penurunan kualitas. Hal ini membuat pembengkakan biaya produksi ketika membudidayakan ikan nila.

Selain itu, adanya penurunan kualitas juga membuat pemasaran ikan nila menjadi terhambat. Khususnya untuk pasar ekspor. Saat ini sudah ada lembaga yang khusus untuk mengurusi induk ikan nila yakni Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila Nasional (PPIINN). Melalui rangakai uji coba yang sudah dilakukan , cukup banyak menghasilkan strain ikan nila yang berkualitas. Berikut ini bibit unggul ikan nila yang cukup dikenal dan digemari, baik oleh petani ataupun konsumen;

  • Nila Gift (Genetic Improvement Of Farmed Tilapias).
  • Nila Best (Bogor Enhanced Strain Tilapias).
  • Nila Gesit
  • Nila Citralada
  • Nila Hitam 69
  • Nila JICA (Japan Of International Cooperation Agency)
  • Nila Nifi
  • Nila Nirwana (Nila Ras Wanayasa)
  • Nila Cangkringan
  • Nila Larasati

Dari beberapa bibit unggul ikan nila diatas, Ikan Nila Gift (Genetic Improvement Of Farmed Tilapias). Yang menurut penulis lebih unggul dibandingkan jenis bibit unggul lainnya. Kenggulan nila gift dibandingkan jenis lainnya adalah pertumbuhannya yang cepat. Pada umur 5-6 bulan sudah bisa dipanen, dengan mampu mencapai bobot 600 gram per ekornya. Selain itu nila gift lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

2. Kualitas Air Kolam

Suhu kolam atau perairan yang masih dapat digunakan untuk budidaya ikan nilah adalah berkisar 15-37Celcius. Sedangkan suhu ideal untuk pertumbuhan ikan nila adalah 25-30o Celcius. Sedangkan untuk pemijahan suhu ideal nya adalah 22-370 Celcius.

Ikan nila sebaiknya hidup di air dengan kadar oksigen terlarut lebih dari 3 ppm. Apabila kurang 3 ppm, pertumbuhan ikan menjadi lembat. Normalnya, dalam 4 bulan pertumbuhan ikan sudah mencapai berat 300-400 gram. Idealnya, kandungan oksigen terlarut untuk pertumbuhan ikan nila minimal 5 mg/liter. Untuk menambah kandungan oksigen terlarut biasanya dibuat aliran air atau dengan cara menambah debit air.

Tingkat Kekeruhan kolam atau perairan untuk ikan nila juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan nila. Tingkat kekeruhan atau kecerahan air kolam dapat di ukur dengan keeping secchi. Selain itu, tingkat kekeruhan yang baik dapat dilihat dari jarak pandang dari permukaan air ke ikan. Jarak pandang yang baik pada kisaran 25-40 cm dari permukaan air. Apabila kurang dari 25 cm, kondisi air terlalu keruh dan akan menghambat pertumbuhan ikan nila.

Selain itu kondisi kolam harus bebas dari pencemaran bahan kimia. Adanya pencemaran bisa mengganggu pertumbuhan ikan nila, terutama pada waktu pemijahan, akibat pencemaran lainnya, dapat mematikan plankton yang menjadi makanan ikan, khususnya pada masa larva.

3. Pemberian Pakan Ikan Nila

Salah satu kelebihan ikan nila dibandingkan dengan jenis ikan konsumsi lainnya adalah kebiasaan memakan segala (omnivora). Makanannya biasa berupa tumbuhan, daging, serangga, ikan jenis lain, ataupun pelankton. Sedangkan apabila di pelihara secara intensif, Anda perlu menambahkan pakan buatan berupa pelet untuk memacu pertumbuhannya agar lebih maksimal.

Sebagai contoh, Untuk populasi Awal 1.000 ekor yang berukuran 12 cm. Satu ekor memiliki berat sekitar 12,5 gram maka (1 kg = 80 ekor). Berat biomassa ikan adalah 12,5 kg (1000 ekor x 12,5 gram). Jika kebutuahn pakan sebanyak 5% dari biomassa, pakan yang dibutuhkan per hari sebesar 0,625 kg atau sekitar 6 ons per hari.

Untuk menyesuaikan kebutuhan pakan, maka setiap dua minggu sekali sebaiknya Anda mengambil sempel sebanyak 30 ekor ikan nila latu ditimbang. Hal ini penting untuk mengetahui berat biomassa ikan dan untuk menentukan jumlah pakan harian.

4. Budidaya Nila Secara Monosex

Budidaya nila secara monosex adalah budidaya nila yang semuanya memiliki jenis kelamin yang sama. biasanya berjenis kelamin jantan. Ikan nila jantan lebih cepat pertumbuhannya dibandingan ikan nila betina. Pertumbuhan ikan nila jantan dapat mencapai 30% hingga 50% dibandingkan ikan nila betina.

5. Menggunakan Benih yang Sehat

Berikut ini ciri-ciri benih yang sehat  :

  • Benih berukuran seragam antara sau dengan yan lain
  • Tidak ada cacat atau luka pada benih nila
  • Benih lebih aktif dan lincah ketika berenang
  • Tidak terkena virus atau penyakit

Panduan Lengkap Budidaya Nila Yang Dapat Meningkatkan Hasil Panen

Syarat Hidup Budidaya Ikan Nila

Ikan nila memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya sehingga dapat dipelihara di dataran rendah yang berari payau hingga di daerah dataran tinggi yang berair tawar. Ikan nila dapat tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-38 derajat celcius dan dapat memijah secara alami pada suhu 22-37 derajat celcius. Untuk pertumbuhan dan perkembangan, suhu optimum bagi ikan nila berkisar 25-30 derajat celcius.

Pertumbuhan ikan nila biasanya akan terganggu jika suhu habitatnya lebih rendah dari 14 Celcius atau pada suhu tinggi 38 Celcius. Selain suhu, Faktor lain yang dapat mempengaruhi budidaya ikan nila ialah salinitas atau kadar garam di kolam. Ikan nila dapat tumbuh dan berkembangbiak pada kisaran salinitas 0-29% (permil). Apabila kadar garamnya 29-35%, ikan nila dapat tumbuh, namun, tidak bisa berproduksi.

Mempersiapkan Kolam Budidaya

Ikan nila dapat dibudidayakan di berbagai jenis kolam, baik itu kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, jaring apung, hingga tampak air payau.Namun, Untuk budidaya dalam skala besar sebaiknya menggunakan kolam tanah karena Proses pembuatanya mudah, murah, dan efesien.

Selain itu, kolam tanah juga dapat menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan hewan air yang dapat menjadi pakan tambahan bagi ikan nila. Hal ini akan mengurangi biaya untuk pembelian pakan buatan seperti pelet dan lain sebagainnya.

Sebelum kolam digunakan terlebih dahulu kolam, dikeringkan, kemudian dilakukan penjemuran, pembersihan dasar kolam, pengapuran, pemupukan hingga pengisian air. Berikut ini langkah-langkahnya:

1. Mengeringkan Kolam Budidaya

Langkah awal sebelum kolam di isi ikan nila ialah, mengeringkan dasar kolam. Pengeringan ini bertujuan untuk membunuh bibit-bibit penyakit yang masih hidup di kolam. Selain itu dengan dilakukan pengeringan pada dasar kolam dapat mengurangi bakteri pembusuk yang dapat menyebabkan ikan sakit, dan mengurangi racun sisa-sisa dekomposisi selama budidaya yang terbuang.

2. Penjemuran

Penjumuran Kolam dilakukan Hingga tanah retak-retak, akan tetapi, jangan sampai membantu. Apabila cuaca sedang panas terik, penjemuran dapat dilakukan 3-7 hari saja.

3. Pembersihan dasar kolam

Setelah dilakukan penjemuran. Langkah selanjutnya ilah melakukan pembersihan kolam dengan cara dicangkul atau dibajak sedalam 10 cm. Selama proses pencangkulan jika ada kerikil, batu-batu, dan jika kolam pernah digunakan untuk budidaya ikan, maka bersihkan juga lumpur hitam yang mengeluarkan bau busuk, lumpur ini merupakan sisa-sisa pakan yang tidak dimakan dan mengendap di dasar kolam

4. Melakukan Pengapuran

Tujuan Pengapuran pada kolam budidaya ikan ialah sebagai berikut :

  • Untuk menaikan pH tanah pada dasar kolam
  • Mempercepat dekomposisi sisa bahan organik menjadi nutrien
  • Memberantas hama penyakit ikan
  • Mengikat Zarah lumpur yang melayang-layang dalam air sehingga air bisa menjadi jernih
  • Mengikat kelebihan CO2 yang dihasilkan proses respirasi /pernapasan ikan maupun jasad renik dan penguraian limbah organik

Adapun jenis kapur yang digunakan meliputi :

  • Kapur pertanian (CaCO3)
  • Kapur Tohor (CaO)
  • Kapur Mati Ca(OH)2
  • Dolomite CaMg(CO3)2

Untuk kolam seluas 100 meter persegi kurang lebih membutuhkan 20 kg kapur, Usahakan agar kapur dapat masuk ke dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. kemudian didiamkan selama 2 hingga 3 hari.

5. Memberikan Pupuk

Pemberian pupuk ke dasar kolam bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan kolam, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah jenis porous serta mempercepat pertumbuhan phytoplankton dan zooplankton yang dapat digunakan sebagai makanan alami bagi ikan di dalam kolam.

Adapun jenis pupuk yang digunakan ilah pupuk yang berasal dari kotoran ternak seperti, sapi, kerbau, kuda, unggas yang telah dikeringkan terlebih dahulu. Dengan dosisi kurang lebih 100-150 gram per meter persegi. Sedangkan untuk kolam yang kurang kesuburanya dapat ditebarkan pupuk sebanyak 300-500 gram per-meter persegi.

  7 Panduan Praktis Cara Menanam Sawi

6. Pengisian Air

Setelah semua tahapan diatas terlaksana. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengisian air ke kolam. pengisian air ini dilaukan minimal 4-7 hari sebelum benih ikan ditebar ke dalam kolam. Hal ini bertujuan agar pakan alami sudah tumbuh dengan sempurna.

Penaburan benih

Setelah kolam diisi dan diamkan selama 4-7 hari. Maka benih ikan nila sudah siap untuk ditebar di kolam, untuk kolam yang berukuran 100 M2, idealnya ditebar benih sebanyak 150-300 ekor. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram per-ekornya dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram per-ekornya. Agar tidak mudah stress dan mati, maka sebaiknya benih terlebih dahulu dilakukan pengadaptasian terhadap kondisi kolam.

Berikut ini Teknik penebaran benih ikan nila :

  • Masukkan kantong-kantong yang berisi ikan nila ke permukaan air kolam.
  • Kemudian diamkan benih terapung kurang lebih selama 30 menit. hal ini bertujuan agar benih dapat menyesuaikan suhu dalam kantong dengan suhu dikolam.
  • Langkah selanjutnya buka tali kantong dan biarkan suhu dalam kantong keluar.
  • Miringkan kantong dan biarkan ikan keluar dengan sendirinya.

Perawatan Benih Hingga Panen

Untuk perawatan ikan nila terbilang cukup mudah, Yakni Anda hanya perlu memberikan pakan secara rutin, pengelolahan air yang benar dan pencegahan hama penyakit.

Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari. Berikan pakan pelet yang memiliki kadar protein 20-30%. Untuk pakan diberikan sebanyak 3% dari berat tubuh ikan nila per-ekornya. Untuk mengetahui berapa berat ikan dan menyesuaikan dengan jumlah pakan. Anda dapat melakukan penimbangan ikan nila secara acak setiap 2 minggu sekali.

Selain pakan, kualitas air di kolam juga mempengaruhi perkembangan ikan. Jika kadar oksigen di kolam menurun, maka Anda harus memperbesar aliran debit air. Dan jika kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau busuk pada air kolam, maka segeralah lakukan pergantian air. Caranya yakni dengan mengeluarkan air kotor sebanyak sepertiga, kemudian menambahkan dengan air yang baru yang jauh lebih bersih.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pada umumnya hama akan menyerang ikan nila, jika air kualitas air di dalam kolam tidak terjaga dengan baik.

Berikut ini hama dan penyakit yang biasanya menyerang ikan nila :

Bebeasan (Notonecta)

Hama ini menyerang benih ikan yang masih kecil. Untuk mengatasinya yakni dengan cara menuangkan minyak tanah ke permukaan air kolam sebanyak 500 cc (setengah liter) untuk luas kolam 100 m2.  Setelah hama tersebut mati, masukkan air bersih yang baru ke dalam kolam.

Hama Kumbang air (Larva cybister)

Hama ini biasanya akan menyerang benih ikan nila. hama ini juga dapat dihilangkan dengan minyak tanah. seperti diatas.

Bercak Merah

Bercak merah pada ikan nila disebabkan oleh serangan bakteri Aeromonas. Penyakit ini dapat diobati dengan menggunakan antibiotik. Untuk penggunaanya dengan cara ditebar di kolam atau dicapurkan dengan pakan ikan nila.

Pemanenan ikan nila

Idealnya Ikan nila sudah dapat dipenen jika ukuranya sudah  mencapai 300-500 gram per-ekornya. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 4-6 bulan.

Analisis Usaha Budidaya Ikan Nila

Biaya Peralatan

Peralatan Harga
Pembuatan Kolam Ikan nila Rp.2.00.000
Pompa Air Rp. 480.000
Jaring Rp.480.000
Pengadaan bibit ikan nila Rp. 500.000
Drum Rp.250.000
Selang dan Paralon Rp.100.000
Peralatan Pembersih Kolam Rp.75.000
Peralatan Tambahan lainnya Rp.75.000
Total Rp. 3.960.000

Biaya Variabel

Biaya Variabel Selama 1 bulan
Pakan Rp.1.700.000
Pupuk Rp. 100.000
Bahan lainnya Rp. 650.000
Vitamin Rp.250.000
Air dan listrik Rp.1.260.000
Total Rp. 3,960,000

Total Biaya Operasional

Biaya tetap + biaya variabel =     Rp.        7.920.000

Pendapatan per Bulan

Apabila kita memiliki 1.000 ikan siap panen dengan rata-rata berat setiap ikannya 400 gram. Maka dapat diasumsikan sebagai berikut :

  • X 400 Gram = 400.000 gram atau 400 kg

Jika Perkilo nila di hargai Rp. 20.000. Maka keuntungan kotor yang diperoleh adalah sebagai berikut :

400 kg X Rp.25.000 = Rp. 10.000.000

Keuntungan per Bulan

Laba    = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional

Rp.  10.000.000  – 7.920.452 = Rp. 2.080.000

Utuk trip kedua pembudidayaan Anda sudah tidak perlu Mengeluarkan biaya peralatan karena peralatan tersebut tidak habis sekali pakai.

Jadi Dapat diasumsikan jika pada trip kedua Anda akan mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat dari keuntungan pertama.

Demikian Ulasan mengenai cara budidaya ikan nila, semoga ulasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika ada pertanyaan silakan komentar dibawah.

Leave a Comment