13 Cara Menanam Pare Dan Perawatannya Step By Step

dewitani.net – Cara Menanam Pare – Siapa yang tidak mengenal dengan sayuran yang memiliki rasa yang pahit ini. Walaupun begitu, tidak sedikit orang yang suka mengonsumsinya. Di balik rasanya yang pahit pare mengandung khasiat sebagai obat dari berbagai jenis penyakit. Seperti mengobati masalah pencernaan, diabetes, menjaga kesehatan pernafasan, dan sebagai anti biotik alami.

Khasiat ini diperoleh dari kandungan yang terdapat di dalam pare. Adapun kandungan tersebut yakni : Selain itu pare juga mengandung banyak gizi seperti : Kalsium, Fosfor, kalium, Zat besi, Natrium, Niasin, Vitamin A, Vitamin B1, B2,B3, Vitamin C, Serat, Abu, Karbohidrat, Lemak, Protein, kalori dan Air.

Pare di Indonesia memiliki penyebutan yang berbeda-bede, seperti, Di beberapa wilayah di Sumatera pare dikenal dengan nama prieu, paria, folia, dan kembeh. Papare (Jakarta), Pepereh (Madura), Prien (Gayo), paya (Bali), Popare (Manado), Papalia, papare (Maluku), dan Lain sebagainnya.

Perlu Anda ketahui pare bukanlah tanaman asli dari Indonesia, Tanaman ini diperkirakan berasal dari Asia tropis, terutama Negara Myanmar dan India bagian barat.

Karakteristik Tanaman Pare

Pare merupakan jenis tanaman semak semusim yang bersifat merambat atau mejalar dengan bantuan sulur yang pajang, Tanaman ini memiliki aroma langu yang khas, Batangnya berukuran kecil, panjang, berusuk lima dan berwarna hijau. Untuk batang yang masih mudah memiliki rambut-rambut halus dan akan menghilang ketika sudah tua.Daun tanaman pare berbentuk bulat telur, berbulu, dab berlekuk.

Susunan tulang daunnya menjari, tangkai daun tumbuh dari ketika daun. Panjang tangkai daunnya mencapai 7 – 12 cm. Daunnya berwarna hijau tua di bagian permukaan atas dan permukaan bawahnya berwarna hijau muda atau kekuning-kuningan.

Bunga pare tumbuh dari ketiak daun dan berwarna kuning terang. Bunga pare terdiri dari bunga jantan dan bunga betina yang berduri tempel, halus dan memiliki rambut. Kelopak bunga berbentuk lonceng dan berusuk banyak. Panjang tangkai bunga yang jantan mencapai 2 hingga 5,5 cm, sedangkan pada tangkai bunga betina panjangnya 1 hingga 10 cm.

Setelah mengalami penyerbukan dari bunga jantang. Bunga betina akan memunculkan buah, buah ini berbentuk bulat memanjang dengan permukaan yang menonjol-nonjol atau berbintil-bintil. Jika sudah masak buahnya akan berwarna jingga.

Daging buahnya tebal dan memiliki biji yang banyak. Biji pare berbentuk bulat pipih dan permukaannya tidak beraturan. Bijinya keras berwarna cokelat kekuningan. Biji inilah yang digunakan untuk memperbanyak tanaman pare.

Klasifikasi Tanaman Pare

Berdasarkan ilmu taksonomi atau klasifikasi tumbuhan, pare dikelompokkan sebagai berikut :

Divisio : Spermatiphyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Momordica
Spesies : Momordica charantia

Jenis-Jenis Pare

Di Indonesia sendiri ada tiga jenis pare yang banyak dibudidayakan. Yakni pare putih, pare hijau, dan pare ular.

a. Pare putih

Pare putih atau yang lebih dikenal dengan pare gajih, pare bodas atau pare mentega. Buah pare putih memiliki bentuk bulat panjang berukuran besar, dan berwarna putih, Dengan permukaan buahnya berbintil-bintil seperti jerawat. Pare jenis inilah yang sangat digemari karena rasanya tidak terlalu pahit.

b. Pare Hijau

Sesuai dengan namanya pare ini berwarna hijau. Di masyarakat pare hijau dikenal dengan mana pare ayam, pare kodok dan pare alas atau pare gengge. Bentuk buahnya lonjong kecil, dengan permukaan buah berbintil-bintil dengan ukuran kecil dan halus. Untuk rasanya pare hijau lebih pahit dibandingkan dengan pare putih.

c. Pare Ular

Pare ular atau lebih dikenal dengan nama pare belut atau pare alas atau pare leuweung. Buah pare ini berwarna hijau keputihan mirip kulit ular dengan permukaan kulitnya tidak berbintil-bintil alias muluss. Untuk rasanya tidak begitu pahit. Panjang buah pare ular sangat panjang sehingga mencapai 60 cm.

Cara Menanam Pare

Berikut ini Panduan praktis cara menanam pare :

1. Syarat Hidup Tanaman Pare

Idealnya tanaman pare ditanam di dataran rendah, jika ditanam di dataran tinggi, biasanya buhanya berukuran kecil-kecil dan pertumbuhan buahnya kurang normal. Selain itu tanahnya harus gembur, dan mengandung unsur hara yang cukup.

Dengan pH tanah sekitar 5 hingga 6, Tanaman ini tidak memperlukan banyak sinar matahari. Oleh sebab itu, tanaman ini dapat tumbuh di tempat yang agak teduh atau ternaungi. Adapun waktu tanam yang baik ialah pada awal musim hujan atau awal musim kemarau.

2. Memilih Benih Yang berkualitas

Pare dikembangbiakan dengan cara biji atau generatif. Untuk benihnya Anda dapat membelinya di toko pertanian disekitar Anda, usahakan pilih benih yang memang sudah terjamin mutu dan kualitasnnya. Dan Jika Anda ingin membenihkannya sendiri, Maka lakukanlah hal-hal sebagai berikut :

  • Pilihlah benih yang berasal dari tanaman pare yang sehat dan tidak terserang hama penyakit.
  • Pare yang digunakan adalah pare yang sudah matang di pohon, pare yang sudah matang akan berwarna jingga.
  • Setelah mendapatkan buah pare yang sesuai kereteria diatas, Kemudian belah pare menjadi dua bagian.
  • Pisahkan biji dan daging buahnya.
  • Langkah terakhir keringkanlah biji pare dengan cara dijemur.

Tips memilih benih yang berkualitas

Rendam biji pare tersebut kedalam air hangat selama kurang lebih satu jam. Jika benih menggambang di permukaan air maka benih itu berkualitas baik  Dan jika benih tersebut tenggelam maka tergolong benih yang kurang baik, benih yang tenggelam memiliki kecendrungan untuk tumbuh dalam keadaan yang tidak baik dan sebaiknya tidak digunakan dalam proses persemaian.

3. Menyemai Benih Pare

Setelah mendapatkan benih yang berkualitas, langkah selanjutnya adalah penyemaian. Pada dasarnya benih pare itu mudah untuk tumbuh, bahkan dapat ditanam langsung tampa melalui proses penyemaian terlebih dahulu. Akan tetapi, Apabila benih ditanam langsung ke lahan tanam, kemungkinan benih tidak tumbuh serempak, dan banyak yang tidak tumbuh dan jika tumbuh itu membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan yang disemai.

Sebenarnya tujuan dari penyemaian ini adalah untuk meminimalisir Adanya kerugian yang disebabkan oleh benih yang gagal tumbuh. Selain itu dengan disemai benih akan lebih dikontrol dan lebih tahan dari serangan hama seperti jangkring atau bekicot.

Tips Cara Menyemai Benih Pare

Agar benih cepat tumbuh baik dan cepat Anda dapat menerapkan tips-tips sebagai berikut :

  • Biji pare yang sudah kering terlebih dahulu dipecahkan cangkangnya sedikit, Untuk memecahkannya Anda dapat menggunakan gunting kuku. Usahakan ketika menjepit jangan sampai benih menjadi rusak atau hancur.
  • Kemudian rendam biji tersebut kedalam air hangat. Selama 12 jam kemudian tiriskan dan keringkan.
  • Setelah kering celupkan kembali biji kedalam air dingin, kemudian bungkus semua biji dengan kerat koran atau kain yang sudah dibasahi terlebih dahulu.
  • Simpan selama 2 hari dua malam.
  • Setelah biji berkecambah, pindahkan ke polybag dan letakkan di tempat yang tidak terkena matahari langsung.
  • Setelah 5 hari di polybag benih sudah dapat dipindahkan ke areal lahan.

4. Pengolahan dan Penanaman pare

  • Lakukan penggemburan tanah menggunakan cangkul sedalam 30 cm – 40 cm.
  • Buatlah bedengan dengan lebar 150 cm denga ketinggian 30 cm. Untuk panjangnya disesuai dengan lahan yang akan digunakan.
  • Berikan pupuk dasar berupa pupuk kandang, Adapun pupuk kandang yang dianjurkan ialah yang berasal dari unggas.
  • Jika tidak ada pupuk kandang Anda dapat menggunakan pupuk kompos sebagai penggantinya.
  • Buatlah lubang diatas bedengan dengan ukuran lebar 30 cm dan dalamnya 5-10 cm. Dengan jarak antar lubang sekitar 60 cm, dan jarak antar baris 2 Meter.
  • Setiap lubang diisi dengan pupuk kandang atau pupuk kompos yang telah matang sebanyak 1 kg. Dan akan lebih baik jika ditambahkan dengan dolomit.
  • Masukkanlah benih pare ke dalam lubang tanam sebanyak 2 – 3 biji pare.
  • Setelah 4 hingga 7 hari benih sudah mulai berkecambah.

5. Penyulaman

Penyulana dilakukan ketika ada tanaman yang tidak hidup alias mati. Biasanya penyulaman dilakukan ketika tanaman sudah berusia 7 hari setelah masa tanam.

6. Pembuatan Ajir, para-para, atau Tiang Lanjaran

Setelah tanaman pare mencapai ketinggian 50 cm, buatlah para-para setinggi 1 M – 1,5 M untuk menjalarkan tanaman ini. Jika tidak ada para-para Anda dapat menggantinya dengan ajri atau tiang lanjaran.

7. Pemupukan 

Setelah berumur 21 hari dari masa tanam, Pare sudah dapat diberi pupuk perangsang tanaman. Adapun pupuk yang diberikan adalah pupuk buatan berupa urea, TSP, dan KCI dengan perbandingan 1 : 2 : 3 sebanyak 15 gram setiap lubang tanam. Atau 3 gram urea, 6 gram TSP, 6 gram KCI setiap lubangnya. Dalam pemberianya usahakan tidak terlalu dekat dengan batang tanaman.

Biasanya pemupukan diberikan bersamaan dengan penyiangan. Setelah berumur 45 hari hingga 60 hari. tanaman pare sudah mulai berbunga betina. bunga inilah yang akan menjadi bakal buah pare.

8. Penyiangan

Kegiatan penyiangan atau pendangiran dilakukan jika di areal bedengan banyak ditumbuhi gulma atau rumput-rumput liar. Penyiangan perlu dilakukan, untuk mengurangi persaingan dalam merebutkan makanan yang ada di dalam tanah. Selain itu, dengan dilakukan penyiangan akan mengurangi resiko tanaman pare terkena serangan hama dan penyakit. Proses penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma hingga ke akar-akarnya.

  √ 4 Cara Membuat ZPT Dari Bawang Merah Step By Step

9. Penyiramanan

Agar tumbuh dengan maksimal tanaman pare harus diberi pengairan yang cukup. Anda dapat melakukan penyiraman satu kali dalam sehari baik itu di pagi hari ataupun sore hari. Apabila Anda menanam pada musim kemaru lakukanlah penyiraman dua kali dalam sehari.

10. Pemeliharaan

Tanaman pare tidak memperlukan perawatan yang begitu sulit, Anda hanya perlu melakukan penyiangan di sekeliling tanaman dan mencegah buah dari serangan hama penyakit. Untuk pencegahannya Anda dapat melakukan pembungkusan buah muda menggunakan kertas atau plastik. Pembungkusan ini bertujuan untuk mencegah serangan lalat buah. Yang dapat membuat buah pare menguning dan lama-kelamaan akan membusuk.

11. Pemangkasan Cabang Yang tidak Poduktif

Untuk memaksimalkan hasil panen pare, Anda dapat melakukan pemangkasan tanaman pare. Tanaman yan dipangkas merupakan bagian cabang dari tanaman pare.  Anda dapat melakukan pemangkasan sebanyak 2 kali dalam satu kali tanam. Adapun keuntungan dari pemangkasan ini adalah akan memperbanyak produksi buah pare.

12. Pengendalian Hama Penyakit

Selain lalat buah hama lain yang sering menyerang buah pare adalah kutu daun, untuk pemberatansannya Anda dapat melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida.

13. Proses Pemanenan

Setelah pare mamasukki umur 75 hari, bauh pertama sudah dapat dipanen. Pemanenan yang terlambat akan menyebabkan rasa buah pare menjadi kurang enak untuk dimakan. Tanaman yang terawat dengan baik dapat menghasilkan 30 buah pare setiap pohonnya.

Demikian pembahasan tentang Cara Menanam Pare. Semoga bermanfaat…

Leave a Comment