dewitani.net – CARA MENANAM SAWI – Tanaman sawi merupakan tanaman yang tergolong mudah untuk dibudidayakan dan memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan tubuh. Menurut Beberapa penelitian menunjukan jika sawi mengandung senyawa Brassinin, senyawa ini ini dipercaya dapat mencegah timbulnya penyakit tumor pada payudara. Sawi juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata dan mengendalikan kadar kolesterol di dalam darah sehingga mengonsumsi sawi secara rutin dapat menghindari dari serangan jantung.
Ciri-ciri Tanaman Sawi
Tanaman sawi memiliki akar tunggang dengan akar samping yang banyak, bunganya mirip bunga tanaman petsai, akan tetapi rangkaian tandannya lebih pendek. Ukuran kuntum bunganya lebih kecil dengan warna kuning pucat. Ukuran bijinya kecil berwarna hitam kecoklatan. Sawi berdaun lonjong, memiliki permukaan halus, tidak berbulu dan tidak berkrop.
Jenis-jenis Sawi
Sawi putih (Sawi Jabung)
Sawi yang memiliki nama latin Brassica juncea L. Var. Rugosa Roxb & Prain. Merupakan jenis sawi yang paling banyak digemari karena memiliki rasa yang enak dan lezat. Sawi putih memiliki ciri-ciri tulang daunnya lebar, berwarna hijau keputih-putihan, memiliki tangkai yang pendek, dan bersayap, sayap tersebut melengkung ke bawah. Batangnya berwarna putih pendek dan tegap.
Sawi hijau/ Sawi Asin
Sawi hijau ini jarang dikonsumsi langsung sebagai lalapan karena memiliki rasa yang agak pahit. Pada umumnya masyarakat mengolah sawi ini menjadi berbagai masakan. Jenis sawi ini banyak dibudidayakan dilahan yang kering, namun memiliki cukup pengairan. Sawi hijau memiliki ciri-ciri, batangnya pendek dan tegap, daun-daunya lebar, berwarna hijau tua dan bertangkai pipih.
Sawi huma
Sawi huma huma memiliki cita rasa yang kurang enak jika dibandingkan dengan sawi putih, sawi ini berciri, batangnya panjang, kecil dan kurus, daun-daunya panjang langsing, berwarna hijau keputih-keputihan bertangkai panjang dan bersayap yang melengkung kebawah.
Caisim
Sawi jenis ini sering digunakan untuk bahan tambahan bakso atau mie ayam. Sehingga sawi ini sering disebut dengan sawi bakso. Sawi ini memiliki daun berbentuk bulat panjang, lebar dan sempit, berbulu halus dan tajam, ada yang keriting, urat daun utamanya lebar dan berwarna hijau keputih-putihan sampai hijau tua.
Daunnya memiliki tulang daun yang menyirip dan bercabang. Jika dimakan langsung daun caisim memiliki rasa agak pedas.
Sawi Keriting
Sesuai dengan namanya sawi ini berdaun keriting dan bagian daun yang hijau sudah mulai tumbuh pangkal tangkai daun. Sedangkan pada tangka daunnya berwarna putih.
Sawi Monumen
Sawi ini tumbuh tegak dengan berdaun kompak, dibandingkan dengan jenis sawi lainnya sawi Monumen merupakan yang paling besar. Daunya berwarna hijau segar dengan tangkai lebar dan tulang daunnya berwarna putih. Jika dilihat sekilas sawi jenis ini mirip dengan petsai.
Syarat Tumbuh Tanaman Sawi
Untuk memperoleh hasil panen yang berkualitas bagus, tentunya sawi harus ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat hidupnya. Oleh sebab itu, faktor ekologi yang meliputi tanah dan iklim dimana sawi ditanam perlu mendapatkan perhatian agar pertumbuhan dan produksinya maksimal.
1. Tanah
Sawi dapat diusahakan di manapun baik itu dataran rendah ataupun dataran tinggi dengan ketinggian 5-1.200 Meter diatas permukaan laut. karena tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dikondisi lingkungan apapun. Baik itu pada suhu tinggi ataupun rendah. Akan tetapi, kebanyakan tanaman sawi ditaman di daerah yan memiliki ketinggian 100-500 Meter diatas permukaan laut.
Untuk itu, faktor kesuburan tanah juga mempengaruhi keberhasilan dalam budidaya sawi, areal tanam sawi haruslah memiliki unsur hara yang cukup, tanahnya gembur, dan memiliki drainase pembungan air yang baik. Tanaman ini akan tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki tingkat keasaman (Ph) antara 6-7.
2. Kondisi Iklim
Untuk dapat tumbuh dengan baik sawi idealnya ditanam di kondisi udara yang dingin dnegan suhu 12-21 Derajat Celcius. Adapun waktu tanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (maret). Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan tanaman sawi ditanam pada musim kemarau asalkan tersedia cukup air.
Panduan praktis Cara Menama Sawi
1. Mempersiapkan Benih/Bibit
Pada umumnya sawi diperbanyak dengan menggunakan benih karena labih efisien dan efektif. Ciri benih sawi yang tergolong bagus ialah, berbentuk bulat keras, berwarna coklat kehitaman dan memilki permukaan yang lancip dan mengkilap. Biasanya benih yang berkualitas berasal dari varietas yang unggulan. Benih seperti ini Anda dapat temukan di toko-toko pertanian yang menyediakan benih sawi.
Untuk menghemat biaya pembelian bibit, Anda dapat memproduksi benih sendiri. benih yang bagus di dapatkan dai tanaman sawi yang sudah berumur lebih dari 70 hari. Usahakan indukan tanaman sawi yang akan dijadikan bibit, hendaknya ditanam terpisah dari tanaman sawi yang lain.
Apabila sudah memperoleh benih sawi yang berkualitas, Anda dapat langsung menanam di lahan dengan kedalaman 0,5-1,5 cm atau dapat disemaikan terlebih dahulu di bedeng persemaian. Apabila menggunakan metode disemai. Maka sebaiknya benih direndam di air hangat selama kurang lebih 203 jam untuk memecah dormansi. Setelah itu baru benih dapat disebar secara merata pada permukaan persemaian, Kemudian tutup dengan tanah tipis-tipis.
Untuk media persemaian, terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Setelah benih disebar hendaknya areal persemaian diberi naungan untuk menghindari teriknya sinar matahari, yang dapat mengganggu perkecambahan benih. Benih akan berkecambah dalam waktu 4-5 hari setelah disebar.
2. Pengolahan Media Tanam
Lahan untuk bertanam sawi terlebih dahulu digemburkan dengan dicangkul atau dibajak sedalam 30-35 cm. Kemudian bersihkan dari sisa-sisa tanaman lalu beri pupuk dasar. Buatlah bedengan dengan arah membujur dari barat ke timur. Hal ini bertujuan supaya tanaman sawi terkena sinar matahari secara maksimal.
Bedengan dibuat dengan lebar 100 – 150 cm dengan ketinggian 20 – 30 cm, sedangkan panjang tergantung dari kondisi lahan. Lebar parit antara bedengan 40 – 60 cm dengan kedalaman 30 – 35 cm. Adapun tujuan dari pembuatan bedengan ini adalah :
- Mempermudah pembuangan air hujan melalui parit.
- Memudahkan meresapnya air ke dalam tanah.
- Menghindari terinjaknya tanah antar tanaman hingga menjadi padat.
- Mempermudah dalam pemeliharaan.
Dan jika keasaman tanah kurang dari 6 maka sebaiknya lakukan pengapuran dengan dolomit atau kalsit. Hal ini bertujuan untuk menaikkan pH tanah dan mencegah tanaman kekurangan unsurhara. Adapun dosis pengapuran tergantung kisaran angka pH tanah tersebut. Pada umumnya untuk lahan seluas 1 hektar itu membutuhkan 1-2 ton kapur.
3. Penanaman
Setelah berumur 1 bulan sejak masa semai bibit sudah memiliki 4-5 helai daun dan dapat dipindahkan ke areal tanam. Bibit ditanam pada jarak tanam 40 cm di dalam barisan dan 40 cm antar barisan. Sebaiknya, tanamkan 2-3 bibit perlubang tanam, untuk nantinya hanya satu bibit yang sehat dan kuat saja yang dibiarkan tumbuh hingga dewasa.
Adapun cara penanaman yang benar adalah sebagai berikut :
- Usahakan waktu untuk menanam sawi dilakukan pada sore hari antara pukul 15.00-17.00, hal ini karena pada waktu2 ini sinar matahari tidak terlalu terik dan temperatur suhunya juga tidak terlalu tinggi sehingga ketika disiram tidak mudah menguap dan tanah menjadi lembab.
- Pilihlah bibit yang sehat tidak terserang hama penyakit.
- Apabila bibit disemai di dalam polybag maka telebih dahulu bibit dikeluarkan dari plastiknya. Dan jika disemai di bedengan maka ambil dengan solet atau centong bangunan dengan cara sistem memutar, caranya dengan mengambil bibit serta tanahnya sekitar 2,5 – 3 cm dari batang sedalam 5 cm.
- Apabila sudah dicabut segeralah tanam di lubang-lubang yang sudah disiapkan tadi kemudian tutup lubang dengan sedikit tanah halus sedikit demi sedikit dan tekan tanah perlahan agar benih berdiri tegak. Setelah selesai siram bibit hingga basah.
- Pemeliharaan Tanaman Sawi
Dalam pemeliharaan tanaman sawi yang terpenting adalah pengendalian serangan hama pengganggu seperti ulat daun. Untuk pemberantasannya Anda dapat menyemprotkan insektisida seperti Decis 2,5 Ec dan Ambush 2 EC. Untuk pencegahannya anda dapat melakukan penyemprotan sebelum hama menyerang tanaman, bisa dengan menyemprot secara rutin 1-2 minggu sekali dengan dosis rendah.
Selain itu, penyiangan juga diperlukan agar tanaman tumbuh maksimal. Penyiangan biasanya dilakukan sebanyak 2-4 kali selama masa tanam. Sebaiknya, ketika penyiangan gulma dilakukan pula penggemburan tanah, perempalan (memotong tunas samping yang terletak dekat ketiak daun) dan perbaikan drainase secara bersamaan.
Penyiraman atau pengairan dilakukan secara rutin 2 kali dalam sehari yakni dipagi dan sore hari terutama pada fase awal pertumbuhan. Akan tetapi yang perlu Anda perhatikan jika ketersediaan air cenderung berlebih maka perlu dilakukan pembatasan pemberian air dan perlu melaukan perbaikan saluran drainase.
4. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan sebanyak 2 kali yakni pada umur 2 dan 4 minggu, akan tetapi untuk varietas yang berumur pendek cukup lakukan pemupukan sebanyak satu kali saja, yakni pada umur 2 minggu. Adapun cara pemupukannya adalah sebagai berikut :
- Berikan pupuk urea 110 kg perhektarnya. Untuk lahan tanam yang kurang subur dapat diberikan 200 kg urea per-hektarnya.
- Cara pemberian pada lariknya atau melingkar tajuk tanam sejauh 15 – 20 cm sedalam 10 – 15 cm. Kemudian tutup kembali dengan tanah.
5. Pengendalian Hama Dan Penyakit
HAMA
Ulat Perusak daun
Hama ulat daun ini sering disebut juga dengan tritip. Gejala yang akan ditimbulkan apabila terjadi serangan hama ini adalah daun-daun sawi akan berlubang dan hanya tertinggal urat daunnya saja, serta terdapat bercak putih seperti jendela yang menerawang. Adapun cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan tiga cara yakni :
- Mengumpulkan ulat-ulat beserta telurnya menggunakan tangan, kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar.
- Menyemprotkan insektisida selekif berbahan aktif Baccilus thuringiensis.
- Lakukan pergiliran tanaman.
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
Tanaman sawi yang telah terserang hama ini akan terlihat layu, menguning bahkan mati. Hal ini karena ulat ini menyerang bagian akar tanaman. Adapun pengendalian hama ini yakni dengan cara :
- Mengambil ulat secara manual menggunakan tangan kemudian membunuhnya.
- Membersihkan kebun dari gulma dan sisa tanaman yang dijadikan tempat bertelur hama ini.
- Menaburkan insektisida berbentuk butiran di samping pokok tanaman.
Penggorok daun (Leaf Miner)
Leaf miner adalah larva atau serangga yang hidup dan makan di dlaam daun. Siklus hidupnya mereka membangun terowongan di dalam jaringan daun. Gejala yang akan terjadi jika tanaman terserang hama ini adalah, bentuk daun menjadi putih-putih seperti aliran sungai, daun menguning dan daun akan layu serta mati.
Adapun cara pengendalian hama ini ialah :
- Merampal atau memangkas daun yang sudah terserang hama ini.
- Melakukan saitasi kebun atau lahan tanam.
- Menyemprotkan insektisida yang berupa Trigard 75 WpP dan Proclaim 5 SG.
6. Penyakit
Berikut ini beberapa penyakit yang sering menjadi momok bagi petani sawi :
Busuk Daun
Pada umumnya penyakit ini akan sering muncul ketika musim hujan. Gejala yang akan timbul dari penyakit ini ialah daun akan menguning, berlendir dan pada akhirnya tanaman akan mati. Adapun cara pengendaliannya ialah dengan melakukan sanitasi kebun serta melakukan penjarangan tanaman.
Penyakit akar ganda
Penyakit ini biasanya menyerang akar tanaman sawi. Gejala umum penyakit ini adalah, sawi terlihat layu pada siang hari dan segar pada pagi hari, akar membusuk, kering dan tanaman layu serta mati secara mendadak. Untuk pengendaliannya Anda hanya perlu melakukan sanitasi lahan, jangan terlalu lama melakukan penyiraman, serta apabila sudah ada tanaman yang terinfeksi segera buang atau dibakar agar tanaman lain tidak ikut tertular.
Bercak daun
Gejala yang ditimbulakan dari penyakit ini adalah pada bagian daun terdapat bercak berwarna kuning hingga kecoklatan bahkan kehitaman serta daun akan layu dan mati. Untuk pengendaliannya dengan melakukan sanitasi lahan dan lakukan penyemprotan fungsida berbahan aktif berupa M 1/48 WP.
7. Proses Panen
Sawi dapat dipanen ketika sudah memasuki umur 35-70 hari setelah tanam, tergantung pada kultivar dan musim. Selain umur, kriteria tanaman siap dipanen dapat dilihat dari kondisi fisik tanaman, seperti warna, bentuk dan ukuran daun.
Usahakan pemanenan dilakukan pada saat sebelum sawi memasuki fase muncul bunga dan krop berukuran besar dan kompak. Pemanenan sawi dilakukan dengan cara memotong bagian batang yang ada diatas tanah dengan menggunakan alat bantu pisau atau carter.
Sekian dan Terima Kasih semoga artikel ini yang berjudul “ 7 Panduan Praktis Cara Menanam Sawi” dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca semua…